Buat yang pelit dan sibuk mengumpulkan uang, jangan sampai nasib anda seperti kisah berikut ini:
Sebut saja namanya Pak Yono dan Bu Yuni (bukan nama yg sebenarnya). Pak Yono umurnya 30 dan Bu Yuni umurnya 27 thn.
Mereka adalah pasangan suami istri yang sangat ulet sekali dalam bekerja, mereka membuka Toko paling pagi yaitu jam 6 saat toko2 lain belum buka, dan mereka juga menutup toko paling malam di banding toko lainnya.
10 tahun kemudian, karena usahanya lancar dan keterampilan mereka mengelola keuangan, Mereka pun telah memiliki deposito 10 milyar di bank, tentu dgn jumlah uang yg begitu byk pada umumnya manusia ia akan meningkatkan gaya hidupnya, Tetapi tidak dgn Pak Yono dan Bu Yuni, mereka hidup tetap saja super sederhana. Karena mereka sangat irit dan hemat sekali.
Mereka jarang sekali membeli baju baru, membeli kosmetik, pergi ke undangan, membeli perabot rumah, makan enak diluar, jalan2 rekreasi, bahkan untuk sedekah pun dia sangat pelit,
Singkat cerita, Hingga pada masanya di usia 45 tahun Bu Yuni mengalami gagal ginjal, dan karena sifatnya yg begitu hemat dan ingin irit bu Yuni pun tidak mau berobat kedokter, ia meremehkan penyakitnya, dan hanya melakukan perawatan dan pengobatan ala kadarnya saja.
Hingga pada akhirnya ia meninggal dunia setelah menderita sakit hampir 5 bln tanpa perawatan dokter. Padahal pada saat Bu Yuni meninggal ia telah miliki deposito di bank sebanyak 20 milyar. Dan andai pun uang itu ia pergunakan untuk berobat ke dokter dan mendapatkan perawatan terbaik tidak akan menghabiskan dana 1 Milyar. Nmn begitulah karena sifat pelit dan irit yg berlebihan, ia pun tetap perhitungan kepada dirinya sendiri.
Dan belum genap setahun atas kematian bu Yuni, Karena Pak Yono mungkin merasa sepi akhirnya ia pun menikahi pelayan tokonya yg masih gadis bernama Dewi yg telah lama ikut dengannya.
Namun lagi-lagi keluarga ini mendapat musibah, Belum genap 2 tahun Pak Yono menikah dgn Dewi, ia pun meninggal karena terkena serangan jatung, dan Karena Pak Yono tdk memiliki anak maka sesuai surat wasiatnya hartanya pun akhirnya menjadi milik Dewi istri mudanya yg dulu menjadi pelayannya.
Demikianlah kisah nyata dari keluarga Pak Yono dan Bu Yuni ini selesai dituliskan, Semoga dari kisah ini dapat menjadi ibrah dan renungan kita semua.
Jangan sampai kita menjadi seperti Pak Yono dan Bu Yuni, dimana demi harta siang malam ia bekerja keras, hingga irit dan pelit. Nmn setelah terkumpul mereka tdk dapat menikmati untuk kebaikan dunia dan akhiratnya. Dan yg lebih memprihatikan lagi, semua harta yg terkumpul justru pada akhirnya pelayannya yg menikmati,
Dengan demikian sama halnya Pak Yono dan Bu Yuni selama itu bekerja keras siang malam hanya untuk pelayannya. Bukan pelayannya yg bekerja untuk Pak Yono dan Bu Yuni.
Begitulah nasib orang yang pelit atau bakhil terhadap dirinya sendiri, ia enggan membelanjakan hartanya untuk kemaslahatan dirinya sendiri. Sebagaimana contohnya di atas, seseorang yang tertimpa penyakit parah. Penyakitnya tersebut mengharuskan dia agar berobat di sebuah rumah sakit jika ia ingin sembuh secara total, tentu saja setelah izin Allah.
Namun karena sifat pelit yang ada pada dirinya, dia enggan mengeluarkan hartanya dan memilih berobat ala kadarnya. Akhirnya dia meninggal dunia karena tidak mendapatkan penanganan yang dibutuhkan. Seandainya dia tidak memiliki harta yang cukup maka hal ini adalah sesuatu yang wajar. Akan tetapi jika dia memiliki harta yang berlebih namun tetap enggan berobat agar mendapat kesembuhan, ini jelas orang yg sangat konyol.
Dan orang-orang seperti ini hanya akan menyakiti dirinya sendiri. Dia bersusah payah mengumpulkan harta agar menjadi orang yang kaya raya. Tetapi dia bakhil tidak ingin mengeluarkan hartanya, dengan tujuan agar dirinya terhindar dari kefakiran. Namun kenyataannya, dia justru terjerumus pada kondisi yang ingin dihindarinya yaitu kefakiran jasmani dan rohaninya. Kehidupannya seakan-akan seperti orang miskin. Dia hidup layaknya orang miskin di dunia namun di akhirat dia akan dihisab dengan hisabnya orang kaya. Sungguh benar perkataan sebagian ulama salaf:
إِنَّ الْبَخِيْلَ يَعِيْشُ عَيْشَ الْفُقَرَاءِ وَيُحَاسَبُ حِسَابَ الْأَغْنِيَاءِ
"Menyedihkan nasib orang pelit, Dia hidup dunia seperti orang-orang miskin, tetapi di hisab di akhirat seperti ilhisabnya orang kaya.”
Demikianlah nasib buruk yang akan dialami oleh orang-orang bakhil, yang bahkan terhadap dirinya sendiri dia juga bakhil. Dia akan mengalami penderitaan selama hidup di dunia sebelum akhirnya merasakan penderitaan yang hakiki di akherat kelak. Wal ‘iyadzu billah.
___________________
✍ HabibieQuotes
12 Rabi'ul awwal 1442 / 29 Oktober
Ig- www.instagram.com/habibiequotes_
Situs web: http://ahlulittiba.com
Gambar : Hanya ilustrasi
0 komentar