Dan Pada Akhirnya Ku Pahami

 


➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Ketika membuka page syaikh Abu Yahya al-Huwainiy, putra syaikh Ishaq al-Huwainiy, ada sebuah mutiara kehidupan yang begitu berkesan diungkapkan oleh syaikh Ali Mustafa Tanthawiy rahimahullah: 

عشت في بداية عمري مع والدَايَّ , وكنتُ أظن أني لا أستطيع مفارقتهم ولا العيش دونهم (فتوفي والداي )

فعشت مع إخوتي , وظننت أنني لا أستطيع مفارقتهم ( فتزوجوا وعاش كل منهم مع أسرته ) .

وأنا كذلك تزوجتُ وأنجبت البنات والأبناء وظننت أنني لا أستطيع مفارقتهم ( فتزوجوا وكل منهم كون أسرة وذهب إلى سبيله ) .

فعلمت أنه لا يبقى مع الإنسان إلا (( ربّه )) .

فكل الصّلات قد تنقطع إلا صِلَتك برب العالمين , فكل الصّلات قد تنقطع إلا صِلَتك برب العالمين , فكل الصّلات قد تنقطع إلا صِلَتك برب العالمين

الشَيخ علي الطنطاوي رحمه الله

"Di awal kehidupanku, aku hidup bersama kedua orang tuaku. Saat itu aku mengira bahwa aku tak akan mampu berpisah dan hidup tanpa mereka berdua. Akhirnya, keduanya pun meninggal.

Lalu, aku hidup bersama saudara-saudaraku. Aku pun mengira bahwa aku tak mampu berpisah dengan mereka. Akhirnya mereka menikah dan hidup bersama dengan keluarganya masing-masing.

Akupun demikian, menikah dan dianugerahi putra dan putri. Aku dulunya berpikir bahwa aku tak mampu berpisah dengan anak-anakku. Akhirnya mereka menikah dan menjadi sebuah keluarga lalu menjalani kehidupan masing-masing.

Dan pada akhirya kupahami bahwa tiada satupun yang tersisa menemani kehidupan seorang insan kecuali Rabbnya.

Setiap hubungan kan terputus kecuali hubungan anda dengan Rabb alam semesta. Setiap hubungan kan terputus kecuali hubungan anda dengan Rabb alam semesta. Setiap hubungan kan terputus kecuali hubungan anda dengan Rabb alam semesta."

(Fachriy Aboe Syazwiena)

0 komentar

PERBANYAK TEMAN SHALIH

  Sungguh bersahabat dengan orang-orang yang saleh adalah nikmat yang sangat besar. Umar bin Khattab رضي الله عنه berkata, ما أعطي العبد بعد...